rias di sidoarjo adat solo putri
Rias Pengantin Solo Putri adalah
merupakan rias pengantin yang berasal dari daerah Solo, yang sudah di tentukan gaya riasan dan
pakaianya.
Biasanya mempelai wanita
memakai tata rias warna hitam pekat pada dahi.
Pada rambut, diletakkan
sebuah aksesori yang disebut melati tibo dodo yang dironce dan dilengkapi
dengan hiasan cunduk sisir serta cunduk mentul.
Untuk kebaya, kebaya yang
dipakai adalah kebaya panjang klasik yang memanfaatkan bahan beludru warna
hitam yang dihiasi benang emas bermotif bunga.
Kain batik Sidoasih prada
digunakan pada bagian bawah.
Dalam tata rias wajah pengantin Solo, termasuk pula pengantin Solo Putri, biasanya mengikuti putri-putri raja di masa lalu.
Kulit yang halus mulus,
bersih dan kuning berkat ketekunan dan kerajinan mereka merawat kecantikan
mulai dari lulur, mangir, ratus untuk rambut, mandi rempah dan minum jamu.
Untuk wajah, menggunakan bedak berwarna kuning.
Untuk wajah, menggunakan bedak berwarna kuning.
Dalam pembuatan alis dengan
pensil alis warna hitam, dibentuk Mangot (lengkungan yang indah).
Bagian mata diperindah
dengan bayangan mata atau eye shadow.
Pada kelopak mata, bagian
atas diberikan warna hijau sama-samar, sedangkan kelopak mata bawah diberi
warna coklat dan makin ke atas makin tipis warnanya.
Garis mata ditebalkan dengan
pensil warna hitam dan menggunakan mascara untuk mempertebal, menghitamkan dan
memperlentik bulu mata.
Wajah yang cantik harus terlihat cerah.
Wajah yang cantik harus terlihat cerah.
Karena itu, biasanya
pengantin wanita Solo menggunakan pemerah pipi dengan warna merah muda
samar-samar dan lipstick berwarna cerah seperti merah.
Riasan dahi pada wajah pengantin wanita Solo adalah hal yang paling penting.
Riasan dahi pada wajah pengantin wanita Solo adalah hal yang paling penting.
Riasan di dahi atau biasa
disebut paes adalah perlambang kecantikan dan symbol membuang perbuatan buruk.
Selain itu, merupakan awal si pengantin menuju kedewasaan. Paes pengantin Solo
Putri berwarna hitam dan terdiri dari 4 bentuk cengkorongan yaitu bentuk
Gajahan, bentuk Pengapit, Penitis, dan Godeg. Sanggul pengantin Solo Putri
disebut sanggul Bangun Tulak.
Sanggul ini memiliki ciri khas atau bentuk mirip kupu-kupu sehingga sering disebut Ngupu. Sanggul Bangun Tulak dahulu digunakan oleh permaisuri atau putri raja. Untuk putri yang sudah menikah, sanggul berhiaskan bunga Bangun Tulak, sedangkan yang belum menikah tidak mengenakan bunga apapun.
Tak boleh dilupakan adalah hiasan sanggul agar sanggul terlihat cantik dan indah. Ada beberapa hiasan penting penghias sanggul yaitu Cunduk Mentul, Bros Gelung (simyoki), Tanjungan, Sintingan, Cunduk Jungkat, Centung, Borokan dan Tiba Dada Bawang sebungkul. Cunduk Mentul berjumlah 7 buah dan dipasang seperti kipas menghadap ke depan. Bros Gelung atau juga disebut ceplok gelung dipasang di bagian tengah sanggul. Tanjungan berjumlah 6 buah dan dipasang di sebelah kiri dan kanan masing-masing 3 buah.
Sanggul ini memiliki ciri khas atau bentuk mirip kupu-kupu sehingga sering disebut Ngupu. Sanggul Bangun Tulak dahulu digunakan oleh permaisuri atau putri raja. Untuk putri yang sudah menikah, sanggul berhiaskan bunga Bangun Tulak, sedangkan yang belum menikah tidak mengenakan bunga apapun.
Tak boleh dilupakan adalah hiasan sanggul agar sanggul terlihat cantik dan indah. Ada beberapa hiasan penting penghias sanggul yaitu Cunduk Mentul, Bros Gelung (simyoki), Tanjungan, Sintingan, Cunduk Jungkat, Centung, Borokan dan Tiba Dada Bawang sebungkul. Cunduk Mentul berjumlah 7 buah dan dipasang seperti kipas menghadap ke depan. Bros Gelung atau juga disebut ceplok gelung dipasang di bagian tengah sanggul. Tanjungan berjumlah 6 buah dan dipasang di sebelah kiri dan kanan masing-masing 3 buah.
Sedangkan Sintingan terdiri
dari 2 buah bunga kantil, yang dipasang dengan cara diselip pada rambut di
sebelah kiri sanggul tepat di belakang telinga. Cunduk Jungkat berupa hiasan
yang dipasang dari arah depan di atas ubun-ubun, sementara Centung dipasangkan
pada pangkal pengapit sebelah kiri dan kanan. Borokan berupa 4 atau 5 bunga
melati yang ditusuk dengan lidi dan dipasang di sebelah kiri Cunduk Jungkat.
Terakhir, Tibo Dada Bawang Sebungkul adalah rangkaian bunga
melati yang dipasang di atas sanggul di sebelah kanan teruntai hingga dada
sebelah kanan. Sebagai pelengkap adalah subang, kalung, gelang dan cincin.
Tata rias wajah dan rambut pengantin pria terinspirasi dari raja keraton Kasunanan Surakarta. Di atas kepala, pengantin pria mengenakan Kuluk Kanigoro (semacam topi) dengan garis-garis berwarna kuning yang disebut Tarak. Perhiasan yang ada di atas Kuluk disebut Nyamat.
Pengantin pria juga mengenakan bunga yang disebut Sumping yang terbuat dari bunga melati setengah mekar dan ditusuk dengan lidi. Sumping tersebut dikenakan pengantin pria dengan cara diselipkan pada telinga kiri dan kanan.
Tata rias wajah dan rambut pengantin pria terinspirasi dari raja keraton Kasunanan Surakarta. Di atas kepala, pengantin pria mengenakan Kuluk Kanigoro (semacam topi) dengan garis-garis berwarna kuning yang disebut Tarak. Perhiasan yang ada di atas Kuluk disebut Nyamat.
Pengantin pria juga mengenakan bunga yang disebut Sumping yang terbuat dari bunga melati setengah mekar dan ditusuk dengan lidi. Sumping tersebut dikenakan pengantin pria dengan cara diselipkan pada telinga kiri dan kanan.
Kurang lebihnya
begitulah Rias Pengantin Solo Putri yang kita ketahui apabila masih kurang
lengkap bisa di tambahakan.... semoga bermanfaat...
Komentar
Posting Komentar